Senin, 21 Oktober 2024

Asalist Post #01 (Embrio Asalist)

Embrio Asalist


Perihal apa yang akan diceritakan di sini mungkin saja akan mudah dilupa setelah Anda baca. Hal ini bahkan tidak ‘nembak’ di hati karena Anda mengira bahwa cerita yang mulai dibaca ini akan mampu menghibur diri. Padahal tidak semua cerita tentang manusia dan kehidupannya selalu mampu menghibur diri atau mengundang senyum di hati. Dalam dimensi kenyataan,  semua itu hanya ada pada level, ‘potensi!’

Potensi yang masih sangat terbuka dalam setiap paragraph demi paragraf, riak potensi kehidupan dan kenyataan dalam cerita ini pun hanyalah sebuah sudut pandang pada Oktober yang kian menua di tahun 2024. Sudut pandang yang menuturkan kisah tentang perubahan hari dan cuaca yang dialami manusia. Bercerita dengan latar atmosfer yang senantiasa berubah, berkisah tentang cuaca yang menyimpan potensi bencana panas kemarau atau banjir bandang karena hujan dengan intensitas yang cukup tinggi menanti di bulan-bulan berikutnya.

Perjalanan bulan pastinya menyimpan cuaca yang sangat fluktuatif. Setiap perubahan cuaca yang terjadi tentunya cukup berpotensi untuk membuka mata manusia, mengetuk hatinya, lalu mendorong pintu di dadanya agar lebih terbuka dan leluasa. Kemudian dia pun harus berani masuk ke dalam ruang yang lapang seraya mengajak manusia untuk memberikan ‘ungkapan syukur atau sabar’ kepada yang maha mengatur cuaca. Bangkit bersama untuk bersimpuh sujud kepada yang maha mengatur posisi dan peran dalam cerita kehidupan manusia. Jangan berhenti mempersembahkan diri sejak bermulanya hari hingga beranjak menuju hari penghabisan. Semoga kita nanti berkesempatan menuai potensi bahagia abadi dalam dimensi hari kemudian.

Jangan lupa bahagia! Serba-serbi potensi adalah cerita tentang hari yang serba mungkin, kekal dalam ketidakpastian. Setiap hari yang menyimpan kebhinekaan peluang. Peluang dalam ketunggalannya akan didapati dengan terus mengamati hari-hari yang terlepas sambil terus meniti hari-hari yang menjelang. Hari demi hari terus berjalan bebas tanpa hambatan. Hanya sebagian besar manusia merasa terhambat dengan keadaan hari yang dilaluinya. Terkadang ia harus melalui hari yang panas dan berdebu di kala siang. Pun dia harus menembus hujan badai yang datang tiba-tiba di kala senja. Namun setiap hari akan terus bergulir menembus batas cuaca dan peristiwa.

Peristiwa dengan cuaca dan atmosfer yang berbeda akan terus datang dan pergi silih berganti. Mewarnai hari yang tetap merdeka merangkai waktu, menyusun zaman, merangkum sejarah. Semua diceritakan begitu lugas oleh pemerhati hari karena dia mampu melihat semua dengan sangat jelas, dia adalah Sang Matahari.

Apa yang telah diceritakan matahari tentunya berdasarkan fakta dan peristiwa, dan setiap peristiwa akan tersaji dalam kisah yang tidak pendek. Kisahnya tidak seperti air dangkal yang beriak semasa. Kisahnya berlaku sepanjang masa dan terangkai berkelanjutan seperti cuaca yang merangkum keluh-kesah manusia. Komplikasinya terus berjalan, meninggi hingga puncak ketegangan, lalu menurun meniti resolusi dalam alur cerita pada kehidupan manusia. Alur ceritanya terus bergerak meraih harapan, terus berjalan dalam segala cuaca di bumi, di dalam semesta raya yang selalu berjaya dalam misteri.

Kisah ini masih berjaya dalam misteri karena harapannya masih tersembunyi dalam setiap latar kehidupan. Kisah ini pun akan terus auto-tumbuh, bergerak mengikuti alur yang dilalui dari hari ke hari. Dia membawa hidup ini hingga batas akhir cita-cita dan harapan. Harapan yang sedikit malu-malu berupaya menyapa semangat untuk memberi manfaat bagi diri sendiri dan bagi orang yang melingkupi hidup ini. Dia terus bertunas, bermutasi. Bersemangat untuk merangkul teman dan sahabat, bergairah untuk memiliki saudara dan kerabat, terus bercabang dan berkembang. Harapan yang berangkat dari rekan sejawat, lalu pergi ke tetangga, menyapa saudara seiman dan sebangsa manusia di sepanjang jalan kenalan hingga melanjutkan langkah pasti menuju mata dunia.

Berharap mata dunia terbuka, karena terpercik harapan dari cerita ini. Meski cerita ini pun hanyalah sebuah upaya untuk menguraikan nilai yang mungkin dapat diterima oleh hati dan pikiran anda. Saya yakin, Anda adalah bagian dari dunia dan harapan tersebut. Harapan tentang value yang tersembunyi dari kedua sisi kontradiktif imajiner tentang hitam dan merah, tentang keburukan dan kemarahan, atau tentang putih dan hijau, yang mengungkap kesucian jiwa dan kebaikan sejak awal terjadinya semesta hingga akhir yang abadi.

Kisah ini hanyalah pemicu imajinasi Anda, bukan sebagai rujukan atau acuan, apalagi pembanding studi Anda. Meski ada sisipan-sisipan ilmiah, itu hanyalah bumbu semata. Tentunya kita semua tahu, bahwa masakan tanpa bumbu tak kan pernah mengundang selera. Begitu pun sebuah cerita, harus cukup sentuhan.

Sentuhan apa gerangan yang disajikan. Tentu tergantung kepekaan pola pikir persona dan individu manusia yang terbagi dalam dua karakter dominan. Divergent dan Konvergent yang diturunkan oleh manusia pertama. Sejatinya, bukan hanya kisah bapak dan ibu manusia yang bernama Adam dan Hawa saja yang memicu kehidupan saat ini, namun di balik penciptaan keduanya masih ‘menggunung’ kisah-kisah kehidupan yang belum terpublikasikan. Semoga ini menjadi bagian dari tahapan publikasi tersebut, lalu mengalir dan bermuara hingga akhirnya mengendap di hati anda yang luasnya tanpa sudut.

Sahabat, mari kita kenali kehidupan manusia dan segumpal darah berwarna merah hati yang ada dalam diri kita. Rasakan getarannya ketika menyaksikan kenyataan yang dibanjirkan ke dalam otak kita. Dengarkan kata hatinya, cermati pikirannya. Percayalah, hati kita tak kan pernah ‘berbohong’. Hanya kadang kala otak kita menyiasatinya dengan pikiran-pikiran yang penuh cabang. Itulah kenapa, tuhan menyertakan buku panduan untuk sebuah produk istimewa dan sempurna bernama ‘manusia’. Buku panduan itu bernama ‘Kitab Langit’ yang terus diupdate terbitannya, sesuai dengan kapasitas peradaban manusia itu sendiri.

Ada empat kitab langit yang dapat kita gali dalam kisah ini, Az Zabur, At Taurat, Al Injil, dan Al Karim. Keempat kita itu akan berhadapan dengan ‘Kitab Manusia’ yang menyesatkan di akhir zaman. Sebuah zaman dengan peradaban teknologi dan keilmuan manusia yang telah mencapai puncaknya, dimana manusia sudah mulai menciptakan manusia.

Namun, yakinlah. ‘Al Khalik’, sang pencipta, telah menyusun skenario yang maha sempurna. Termaktublah semua potensi zaman dan kehidupan di seluruh alam raya ini dalam ‘Kitab Semesta’ yang disebut Law Mahfuz. Hanya Al Khalik sang pencipta yang maha mengetahui. Si empunya cerita hanya akan berkisah dalam level prediksi dan potensi.

Semua yang dikisahkan serupa ‘embrio’ yang masih serba mungkin. Terjadi atau tidak, berhasil atau tidak, selamat atau celaka, semuanya tinggal melihat garis tangan pada telapak Anda, tidak bisa berubah, jelasnya, sidik jari Anda, Saya, tidak akan sama dengan manusia dan makhluk lainnya. Semua sudah digariskan, sama halnya planet bumi yang terus bergerak pada garis edarnya.

Just think about it!

Lanjutkan membaca!

 

------- 454List -------


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Mari kita ledakan dunia ini dengan kebahagiaan!

Amal Ilmiyah dengan Ilmu Amaliyah di Al Hikmah #UNIDA

BERKIBAR di Langit Belajar

ASALIST POST Bagi yang ingin pemaparan tentang Psikologi Pembelajaran, silakan down load di sini : https://www.dropbox.com/home?preview=EK...

Ada Apa di Balai Sakola Desa 5.0