Time Zone Society 5.0
Pada titik awal sebelum penciptaan semesta. Pada ujung terlancip permulaan sejarah yang masih berada dalam genggaman zaman
pra-kehidupan. Trilyunan tahun silam sebelum penciptaan manusia pertama, dalam jejak sang zaman masa lalu yang tak terhingga. Kegelapan meliputi semua dimensi, ruang dan waktu belumlah tertata.
Inilah era–jahila, zaman ketidak-tahuan.
Tiada sesuatu pun yang dapat diketahui pada zaman ini. Hingga akhirnya,
terciptalah sebuah cahaya, sebuah inti cahaya di tengah kegelapan semesta.
Inti cahaya tersebut semakin lama semakin terang. Namun
hanya menerangi ketiadaan. Dia hanya mampu menerangi dirinya sendiri, yang
tersendiri. Sekian lama dalam hitungan waktu semesta berlalu, terjadilah Big-bang! Sebuah dentuman yang teramat
besar terjadi pada inti cahaya ini. Dentuman yang begitu dahsyat di zaman
pra-semesta ini memecahkan inti cahaya kemudian menimbulkan milyaran cahaya.
Milyaran cahaya
ini adalah gugusan bintang-bintang dengan berbagai rupa warna dan
ukuran. Diantara beberapa gugusan bintang itu akhirnya mampu memberikan cahaya
murni dan penerang jalan berupa rasi bintang serta pesonanya di kala malam.
Beberapa bintang yang lain mengalami supernova
pada setiap muatan hidrogennya.
Big-bang dan supernova serupa letusan kembang api
maha dahsyat di semesta raya terus memberikan percikan
yang tak terhitung jumlahnya. Hingga lahirlah galaksi yang merangkum
tata surya pada semesta raya, sebagaimana dikehendaki oleh sang Pencipta, DIA-lah Khalika.
#Al Khalik.
Percikan big-bang
dan supernova akhirnya menimbulkan
hasil reaksi berupa gumpalan kabut debu dan gas, inilah Nebula. Nebula ini
kemudian bermetamorfosis, ber-evolusi, hingga menjadi padat. Nebula-nebula
padat ini terus bergerak ke segala arah, tak tentu arah, saling bertumbukan
dengan sesama nebula, bertabrakan dengan bintang-bintang, pecahan dan gas-gas
sejenis berpadu kembali dan semakin padat.
Dari paduan gas
dan kabut nebula yang makin padat tersebut lahirlah gugusan galaksi dengan planet-planetnya yang bertebaran di rimba semesta. Di antara gugusan galaksi yang ada di semesta raya, tersebutlah sebuah galaksi yang
paling sempurna. Dia bernama ‘Bimasakti’ yang mampu merangkai planet dengan
kondisi sangat stabil. Bahkan galaksi bimasakti mampu menumbuhkan atmosfer yang
sempurna untuk menjaga sebuah planet terbaik bagi berkembangnya potensi
kehidupan. Inilah dia, ‘Bumi’.
Bumi, sebuah
planet yang paling sempurna dari planet lainnya dalam keluarga galaksi bimasakti. Dia diberi karunia bintang yang
menghidupkan. Planet bumi
dengan tatanan kehidupan berpusat pada sang surya penerang, yaitu matahari
akhirnya tumbuh dewasa. Dia diberi karunia satelit yang menggerakan, yaitu bulan.
Bumi terus bergerak dan menghimpun gas hidrogen dan oksigen sehingga mampu
menumbuhkan air laut yang pasang dan surut. Bumi yang terus memberi ruang untuk
jasad renik dalam siklus hidup, tumbuh, mati dan hidup lagi dalam kendali sang bulan purnama.
Bumi yang merupakan bagian dari zona integritas tata surya
dalam rangkaian galaksi bimasakti telah lahir dan semakin dewasa di semesta. Dia terus berevolusi dan
berotasi dalam gravitasi misteri, menyusun histori dan merangkum prediksi
penghuni bumi dalam rangkul semesta raya yang ketika itu masih relatif membara
akibat efek Big bang dan supernova.
Semesta raya begitu gegap-gempita dan gembira ria manakala
bumi terlahir sempurna. Bumi tumbuh selama berselang tujuh masa, dengan
hitungan satu masa, adalah seribu tahun usia dimensi bumi saat kini. Masa
tersebut dihitung pasca momentum big-bang dan supernova dalam dimensi semesta, sejak
masa ‘embrio’ bumi mulai terbentuk.
Relatif sama
seperti planet lainnya, embrio bumi ini berasal dari gumpalan nebula,
gas hidrogen amat panas. Kemudian membesar dan memadat. Hanya volume dan waktu kelahirannya yang berbeda dengan
planet lainnya.
Proses kelahiran
dan pertumbuhan embrio bumi ini pun memberi efek asap panas dan debu yang terus membubung di langit
semesta, membentuk gumpalan
debu atau nebula baru di sekitar
bumi. Nebula baru terus membesar di sekitar bumi yang masih panas. Nebula ini kian lama semakin memadat dalam
kendali gravitasi bumi. Maka lahirlah Bulan.
Energi panas
nebula setiap masa terus
merangkum gaya gravitasi pada
setiap planet dan benda langit lainnya. Gaya gravitasi antara benda
langit semesta telah membawa bumi mendekati mega bintang bernama Matahari.
Karena kemampuan menjaga
jarak ideal dengan matahari melalui
pengaturan kekuatan gravitasi dan pengelolaan energi panas dari cahaya matahari,
akhirnya bumi berhasil tumbuh
dengan sempurna. Energi panas matahari dikelola bumi dan didaur ulang menjadi
lapisan atmosfer. Atmosfer ini justru menjadi pelindung utama sang bumi dari kerasnya hantaman benda semesta
yang ingin menyerang bumi.
Dengan adanya atmosfer pelindung bumi, energi matahari pun mampu diberdayakan oleh bumi
untuk pertumbuhan lapisan luar bumi
agar lebih ramah. Sedangkan lapisan dalam hingga ke inti bumi ini begitu membara karena terdiri dari
gumpalan dan cairan mineral logam serta gas yang sangat panas. Letupan-letupan
kecil berapi masih terjadi di dasar bumi. Beberapa bagian yang mulai dingin
membentuk lempengan agak padat dan saling membatasi lelehan cairan logam dan
gas yang masih panas membara.
Lempengan bumi pembatas cairan logam, gas dan panas bumi ini
semakin lama semakin padat dan tumbuh menjadi lebih lunak menuju lapisan paling atas. Lapisan yang paling
atas ini merupakan kulit bumi, semula serupa kars, karang dan cadas. Itulah proses pendinginan bumi sampai ke
era bebatuan bumi menuju evolusi tanah air.
Proses
pendinginan bumi ini menghasilkan emisi atau gas buang yang membentuk awan-awan gelap yang berarak hingga bertabrakan satu sama lain, munculah
petir-petir yang dahsyat.
Jarak antar waktu dimana awan gelap dan petir ini telah membuat bumi menjadi
lebih lembab karena naungan awan-awan yang gelap. Kelembapan inilah yang
menghasilkan embun dan titik-titik air di bumi. Titik air tumbuh menjadi
genangan, menguap menjadi awan, awan semakin ramah, mulai ada rintik gerimis,
petir semakin berkurang kedahsyatannya. Akhirnya bumi menjadi lebih sejuk. Energi
panas bumi dan matahari, perubahan suhu, angin dan hujan akhirnya mampu menumbuhkan
bumi menjadi lebih ‘sempurna’. Tentu
atas kuasa-Nya, Khalika sang pencipta.
Sementara itu,
inti cahaya yang mengalami big-bang pun mulai tumbuh menjadi cahaya yang
sempurna, inilah Ray Mahdine, sang
Cahaya Terpuji yang merajai semesta raya. Dia rela berbagi cahayanya
pada milyaran bintang dengan menghancurkan diri, sebagaimana dikehendaki oleh
Sang Pencipta. Segala puji atas Khalika, sang pencipta Ray Mahdine yang membuka sekalian alam.
Itulah kabar pembuka dalam Kitab Semesta.
“Laulaka
laulaka, lamma khalikal
aflaka,...tidak akan Aku ciptakan alam semesta ini, kecuali karena Aku
akan menciptakan Engkau, wahai Ray
Mahdine, sang Cahaya Terpuji!” demikian Sang Pencipta
menyapa alam semesta, seraya menciptakan Cahaya
Terpuji yang dipanggil-Nya dengan sebutan Ray Mahdine.
Inilah zaman Ray
Mahdine, zaman segala puji bagi
Khalika sang pencipta, zaman cahaya atau era-nebula, peradaban big-bang yang
melahirkan generasi supernova tata surya dan galaksi dalam dimensi
semesta.
Pada zaman Ray Mahdine,
yang ada hanyalah ‘ada’. Ada ketunggalan tanpa nama, tanpa mula,
kekal-abadi dan akan mengabadikan, mencipta, tiada sesuatu apapun pun yang
menyerupainya, Tidak ada yang mengetahui namanya. Maka dikabarkanlah hal
ini dengan satu sebutan, yaitu ‘asal’.
Semua yang
ada dari semula zaman hingga akhir zaman tentu memiliki ‘asal’ yang sama. Manakala kita memahami
tentang adanya ‘asal yang sama’
kemudian menyadari bahwa kita akan kembali ke ‘asal’ semula, inilah yang kita maknai sebagai ‘asalistis’. Siapa pun manusia yang meyakini tentang hal ini,
tentang perihal ‘asal’ yang hakiki.
Tentang awal dan akhir, tentang hidup dan mati, dia adalah seorang Asalist.
Menjelang akhir zaman, ragam makna asalistis telah terungkap dalam berbagai kisah dan syair yang getarannya bisa sampai ke jantung
dan hati manusia.
“♫♪ Cinta ya cinta, ♫♪ cinta ya cinta, ♪
♪...wahai
Sang Utusan Khalika…♫
♪ Khalika
ya Khalika, Khalika ya Khalika, hanya
dari-Mu, Cinta…♫♪”
Serumpun syair sayup-sayup terdengar
mengiringi setiap masa yang terus tumbuh dan berlalu di hamparan bumi yang menjadi embrio kehidupan
manusia .
Cinta, utusan
Khalika, semesta, dan Khalika sang pencipta. Masih tersimpan baik
untuk disebutkan dan
senantiasa disenandungkan hingga
tiba zaman kekinian. Sebuah bukti bahwa antara cinta, semesta dan
pencipta selalu terkoneksi dalam kehidupan di jagad raya ini. Bahkan hingga
detik ini, di kala kisah ini mulai bertutur.
Sang Langit
berujar, “♫♪ Salam untuk-mu ya Rasul.. ♫♪” Sang bumi menyahuti, “...Marhaban.. ♫♪.” Lalu bumi mengungkap kata, “♫♪
Sejahtera bagi-mu ya Nabi,… ♫♪.” Sang Langit pun menimpali, “..Marhaban..
♫♪”
Dalam perjalanan
kehidupan di bumi selanjutnya, dentuman nada-nada ritmis yang melambangkan big-bang
dan supernova pun bertalu-talu mengiringi serangkum syair dan doa bagi
para utusan Khalika, bagi sang nabi dan rasul. Irama dan ritmenya senantiasa
disanjungkan dari zaman ke zaman.
Inilah sebuah
bukti bahwasanya, kehidupan ini begitu terpuji, manusia memuji kemuliaan dari
jenisnya. Sang pencipta telah memuliakan salah satu ciptaan-Nya dari
kerajaan Manusia, tempat bersemayam inti
cahaya semesta. Dia adalah Adam
Assalam. Tersimpan inti cahaya Ray Mahdine dalam dirinya, kelak menurunkan
beberapa manusia sejati yang disebut sang nabi dan rasul.
Manusia sejati
yang bercahaya akan menyempurnakan kehidupan mamalia dari species Homo Sapiens yang hidup dengan serba keterbatasan dan kebodohannya. Manusia bercahaya akan
menjadi pemimpin akhir zaman. Dia akan mengelola perkembangbiakan Homo Sapiens
di bumi dengan keragaman keyakinan tentang hidup dan kehidupannya. Manakala
Cahaya Terpuji, atau inti cahaya Ray
Mahdine, telah merasuk ke dalam diri makhluk dari species ini, maka dia akan mulia dan terpuji jua. Menjadi manusia, sejatinya ciptaan Khalika.
Namun bila makhluk ini mengabaikan cahaya Ray Mahdine yang terpuji, maka
dia akan tetap menjadi makhluk berupa Homo sapiens. Sejenis kera dewasa
berukuran manusia.
Demikian pula ketika Ray
Mahdine menyentuh bentuk dan makhluk lainnya, terpujilah engkau bila
bersama Sang Cahaya Terpuji.
Ray Mahdine akan
berujar, “Jangan merasa hatimu bercahaya, tapi sesungguhnya Ray Mahdine-lah yang bersemayam di
hatimu yang mungil. Dan sesungguhnya
hatimu tersimpan dalam genggaman Khalika. Dan jangan pernah merasa hatimu
menyimpan Khalika lalu berbicara kebenaran yang ada dalam pikiranmu ke sana
kemari atas nama Khalika. Pahamilah bahwa Khalika dalam persepsimu dan dalam
persepsi kisah ini adalah Khalika yang satu, tiada satu pun yang menyerupainya.”
Sang Cahaya Terpuji, Ray
Mahdine akan terus menyinari siapa saja yang selalu ingin berbagi dan
memberi pada kehidupan di bumi. Pada setiap zaman, dari zaman ke zaman, sejak bermula zaman penciptaan semesta,
hingga sang Adam assalam menapaki alam fana, Ray Mahdine senantiasa membimbingnya.
Dia berupa ‘cahaya terpuji, cahaya yang menjadi sumber
cahaya dalam kehidupan. Dia akan
terus dan selalu mencari tempat untuk bersemayam. Tempat
yang teringini bagi Ray Mahdine
adalah hati yang terjaga dari perkataan yang ternoda, terjaga dari perbuatan
keji dan munkar, terjaga dari penglihatan dan pendengaran yang sia-sia, juga
terjaga dan selalu berupaya menjaga setiap
asupan pada tubuh penyimpan hati, menjaga
dari makanan dan hal-hal yang terkontaminasi materi kimiawi berbahaya.
Ray Mahdine akan
dekat dengan manusia yang berusaha bersuci dan mensucikan diri setiap
masa. Ray Mahdine adalah karunia
kasih-sayang Khalika, sang pencipta semesta. “Irhamnaa, ya arhamarahimin” Seru Ray Mahdine, ketika dia menyinari dan hinggap di lubuk hati
sanubari manusia yang bertebaran di bumi.
Saat terkini
di bumi, pada awal era yang disebut zaman
now. Tahun 2022 Masehi,
menjelang muharam Hijriyah ke 1444. Masa
meniti Imlek tahun 2573 yang
beririsan dengan tahun Saka 1942 ini. Adalah seorang sosok laki-laki
bernama Amir
Baqir.
Dia adalah
salah seorang di antara sekian manusia yang tersinari cahaya Ray Mahdine. Inti cahaya semesta telah
bersemayam pada ketulusan
kasih di hatinya. Amir Baqir lahir
di kala malam jum’at Kliwon, 17 Bakda Mulud 1915 pada penanggalan Jawa. Sekira empat puluh tahun silam di
bumi Pakuan-Pajajaran, Tatar Sunda yang saat kini tinggal sejarah. Saat ini dia telah menjadi seorang
pengajar di sebuah sekolah menengah terpadu dalam kehidupan desa yang merangkak
menuju pola hidup metropolis.
Pagi itu, Amir Baqir memulai aktifitasnya dengan ‘meng-gowes’
sepeda kesayangannya, lumayan bermerk, modernis dan layak pandang maupun
sandang. Menyusuri jalan yang mulai berdebu dihempas panas kemarau tahun ini.
“Hari ini kebebasan telah mutlak menjadi milik manusia. Kitab-kitab
yang telah dilahirkan langit dan bumi semakin berdesak-desakan di Pustaka Jaring Laba-Laba.” gumamnya
sambil terus mengayuh santai sepedanya menuju arah matahari terbit. “Aku pun
bebas untuk mempertahankan imanku
kepada sang pencipta.” lanjutnya.
Pak Baqir, begitulah sapa siswanya. Dia tinggal di sebuah desa bernama Javia, sebuah desa yang tata ruangnya
hampir beroposisi dengan pola tata ruang kota dalam Zona Persona Exclusive (ZPE).
Betavia. Sebuah ibukota dari Negara yang baru direformasi total dengan nama
Indo Nation of Asia, warganya lebih
berselera dengan menyebut negaranya dengan sebutan Indo Nation. ZPE.
Betavia, dikenal sebagai Zona Persona Exclusive,
ibukota termegah di muka bumi ini yang ternyata dikuasai oleh seorang
misterius, mungkin sosok ghaib bagi yang masih mempercayai hal tersebut, atau
sebuah auto-computerize bagi yang meyakini sains teknologi.
Meski pengembangan dan pembangunan desa Javia bergerak dinamis menuju arah modernisasi dan tata ruang desa
wisata, namun kehidupan sosial masyarakatnya sangat kontras dengan dinamika
megapolitan Betavia yang lebih mengutamakan sains tekhnologi serta mulai
menggeser keyakinan tentang agama dan kepercayaan terhadap Khalika. Di Betavia,
Khalika sudah hampir dianggap
sebagai sejarah, atau His Story.
Sedangkan di desa Javia, justru tengah diperjuangkan sinkronisasi antara sains
tekhnologi dengan kitab-kitab semesta yang diturunkan Khalika melalui makhluk
langit untuk disyiarkan oleh para utusan-Nya, bagi keabadian dan keselamatan
kehidupan di bumi dan semesta raya.
Tepat pukul enam
pagi, Pak Baqir sudah harus bergegas menunaikan tugasnya untuk memberikan sebuah materi pembelajaran tentang sains dan iman bagi siswa modern. Ini
harus disampaikan pada jam pelajaran muatan
lokal di sekolah tersebut. Ia terus mengayuh sepedanya sekira satu
kilometer menuju Bukit Hambalang di
mana Boarding Transformation School
berada. Sebuah sekolah dengan konsep yang terintegrasi dengan pelestarian alam
dan lingkungan. Boarding Transformation School lebih dikenal akrab dengan
sebutan BTS.
Gedung BTS berdiri anggun dalam suasana sejuk alam
perbukitan. Sekolah ini dibangun dengan konsep rekreatif dan representatif
serta berwawasan pelestarian lingkungan. Semua siswa dan pengajar tidak ada
yang menggunakan kendaraan bermotor. Kendaraan mereka harus di parkir
sekurang-kurangnya dua kilometer dari kawasan sekolah. Pemerintah desa dan
yayasan transformasi telah bersinergi untuk memfasilitasi tempat parkir
kendaraan bermotor yang dikelola oleh sebuah badan usaha milik desa yang dapat
menghasilkan pendapatan asli bagi desa Javia. Hal ini yang menjadikan kawasan Boarding Transformation School menjadi Kawasan Terpadu Ramah Alam yang sejuk
dan bebas polusi. Setiap hari berlalu-lalang para pejalan kaki dan pengguna
sepeda. Para pedagang, pengajar dan peserta didik berjalan beriringan,
bercengkerama dan bertegur-sapa penuh kesantunan. Tanpa raungan mesin dan tanpa
polusi. Sesuatu yang sangat klasik dan alamiah berdetak di zaman serba mesin
auto-matic.
Kita
tinggalkan Pak Baqir dengan kesehariannya di Boarding Transformation School.
Mari kita bergerak ke utara. Jika kendaraan bermesin metik dipacu tanpa
hambatan selama sepeminum kopi berselang-cakap dari desa Javia menuju utara,
maka kita akan tiba di sebuah kota megapolitan ZPE. Betavia, ibukota
dari Negara Indo Nation of Asia. Bangsa-bangsa di dunia lebih mengenalnya dengan sebutan bangsa Indo
Nation atau Negara INA.
Terkenal dengan ibukotanya, ZPE. Betavia
dan Pesona Pulau Dewata yang
terangkai diantara gugusan
pulau-pulau dari ujung barat hingga ke ujung timur Wilayah INA.
Betavia sendiri
merupakan sebuah kota yang tidak pernah terlelap dengan Istana Betavia
di tengah kota. Bila dilihat pada malam hari dari top room sebuah bangunan tertinggi di sana, amat sangat indah dan
menakjubkan. Lampu-lampu kota bagaikan barisan bintang di langit yang
menari-nari mengundang decak kagum pemerhatinya. Belum lagi gedung-gedung
pencakar langit yang tertata rapi dan sangat artistik telah melenakan setiap
mata yang memandangnya, hingga menahan nafas karena terpesona.
Betavia di siang hari, terasa panas terik dan berdebu
timbal. Lalu menjelang senja menuju magrib terlihat mendung berarak di
sekeliling kota. Hingga memasuki waktu isya
mulai terdengarlah suara gemuruh di langit, kilat menyambar dan kemudian hujan
pun mengguyur kota disertai angin kencang yang menerjang dan menghantam orang
yang berlalu-lalang di tengah kota mencari perlindungan. Mereka tak lagi diberi
kesempatan menikmati kemegahan dari setiap sudut kota manapun. Semua orang
merasa enggan untuk berada di luar rumah, keadaan jalan menjadi sepi dan tak
terlihat lagi kesibukan di sudut-sudut kota. Tinggalah lampu temaram dibiaskan
hujan dan angin yang memenjarakan penghuni kota dalam buai lelap mimpi-mimpi
hidupnya.
Di sudut taman kota
Betavia yang cukup luas dengan wahana air yang mewah, dalam guyuran
hujan yang sudah tidak terlalu deras. Terlihat bayangan tiga orang manusia
sedang melakukan sesuatu di sudut yang remang-remang, dengan temaram kilau
lampu taman. Dua orang seperti bergumul, antara menahan dan berontak. Seseorang
di antara mereka mengangkat tangan. Sekilas terlihat sebuah senjata laras pendek berperedam tergenggam erat di antara kilat yang menyambar langit. Orang
tersebut menekankan moncong
senjatanya ke salah seorang
yang sedang ditahan oleh yang satunya, ke arah jantung, kemudian letupan halus menyusul dari senjata
yang mengarah ke kepala. Beberapa
letupan kembali menyusul di tengah gerimis membasuh bumi. Darah terlihat
menempel di muka orang yang menahannya dan telihat mengalir di kening dan dada
korban. Kilat yang bersahutan menutup pekik ungkapan ‘iman’ dari korban. Korban
itu sudah tak bernyawa lagi, dia sudah mati dengan tangan yang menjuntai. Darah
pun mengalir melalui tangannya yang terbawa oleh air hujan. Lalu orang yang menembakan
senjatanya memberi isyarat untuk segera meninggalkan tempat kejadian. Orang
yang menahan korban pun segera melemparkan sosok tubuh tanpa nyawa tersebut ke
samping kirinya. Keduanya berjalan keluar agak tergesa dari tempat itu
seolah-olah tidak terjadi sesuatu.
Saat kilat kembali terdengar di langit, terlihat sekilas wajah yang berkumis
tipis dengan luka di pipinya bulat menyerupai bentuk koin. Dia memakai jas hujan
yang menutupi kepalanya lalu memeriksa keadaan sekeliling. Waktu dia
menolehkanwajahnya ke arah kanan terlihat raut wajahnya yang masih remaja,
dengan sebuah hidung betet yang mencolok di tengah wajah bengisnya. Dia berkata
pada teman di sampingnya, “Beruntunglah kita di bawah kekuasaan Tuan Samiri,
aku pastikan minggu ini bisa bersama Iqlima”
“Right, Kabile! Kebebasan
yang diberikan Tuan Samiri memang sangat membumi. Jangan lupa kabari aku untuk
tugas infiltrasi nanti, ya!” temannya menimpali. Orang yang
dipanggil Kabile membalasnya dengan menepuk pundak teman di sampingnya sambil
berkata, “Good job, buddy! Of course I will! Aku tak kan melupakan momen ini, Kenain!”
sambil saling toast telapak tangan keduanya berseru, “Sebutlah Tuan Samiri, sepanjang masa!’
Taman kota Betavia yang mewah, dimana mengalir sungai-sungai
reviltalisasi di bawahnya, ada percikan merah darah di sana yang menjadi saksi
bisu berulangnya prilaku purba anak-cucu sang Adam, pembunuhan atas nama
kepentingan hewani berkostum pribadi telah terjadi malam itu. Hujan makin deras
mengguyur Betavia dan sekitarnya, petir pun kembali bersahut-sahutan. Angin berhembus
membunyikan derak pepohonan, menggiring suasana dingin hujan beraroma misteri,
seakan memberi ayat pada manusia penghuni kota bahwa sesuatu yang
mengenaskan telah disembunyikan di sana. Sesuatu yang keji, telah dilakukan
oleh manusia dengan menyebut ‘Tuan Samiri’ sebagai penguasa USAN : United State of Asia Nation. USAN adalah Negara Persekutuan Bangsa Asia! Di antara anggota persekutuan
bangsa asia tersebut, adalah Negara bagian INA dengan pemimpin besar Revolusi Mental Kebangsaan Asia dan Indo
Nation. Sang presiden Jake Wide, tangan kanan ‘Tuan Samiri’.
Keesokan harinya, di tengah terik matahari yang memanggang
tengah kota. Terdengar hiruk-pikuk orang-orang di sudut pusat kota dengan wajah
penuh penasaran, tertuju pada tiga orang yang tengah berlari berkejaran di
jalan sempit dan berliku.“Hei, itu dia di sana!” teriak seseorang menunjukkan
tangannya ke arah buruannya.
“Cepat kejar! Jangan sampai lolos!” teriak yang lainnya. Mereka
segera mempercepat pengejaran terhadap seorang laki-laki yang terlihat sudah
menghilang di tikungan.
Laki-laki yang berlari sangat ketakutan, dan terlihat bahwa
nafasnya mulai payah. Dia membawa sebuah kotak di tangannya. Kotak itu tampak
antik dan tua, pasti sangat berharga bagi dia karena dipegangnya sangat erat
dengan kedua tangannya. Dia seorang laki-laki dengan tinggi sekitar 170 cm.
Rambutnya ikal tidak terurus. Mukanya kurus agak panjang dengan sorot mata
sayu. Hidungnya pola asia dengan bibir agak tebal. Umurnya menjelang 40 tahun. Dia
sesekali melihat ke belakang orang yang mengejarnya dantampak dua orang
laki-laki yang sedang berlari menunjuk ke arahnya.
“Tuan, tolonglah aku!” teriaknya menahan tangan seorang
laki-laki paruh baya sedang berpapasan dengannya di jalan.
“Cuih!..pergi sana!” teriak Bapak itu mengibaskan tangannya
dan bermaksud meninjunya. “itu dia!” terdengar teriakan orang yang mengejarnya
semakin dekat.
Laki-laki itu segera berlari kembali dengan sisa-sisa tenaga
yang semakin terkuras menyusuri jalan yang padat. Di pusat kota yang memiliki
mobilitas tinggi, tak seorang pun yang peduli pada orang lain yang membutuhkan
bantuan. Meski sering kali terlihat orang yang berlari itu sesekali meminta
bantuan orang yang digapainya tetapi tidak ada yang tergerak untuk menolongnya.
Ia pun terus berlari tanpa arah yang pasti dan tujuan yang jelas.
“Ken, (terengah-engah) kau ke arah kanan, biar kucegat dia
dari kiri!” teriak salah seorang yang mengejar. “Baik Bile !” sahut Kenain
dan segera berlari kearah kanan.
Kabile segera berlari masuk ke sebuah jalan yang cukup lebar
dan menghilang dari kejauhan. Sementara laki-laki pembawa kotak antik itu terus
berlari tanpa tujuan dan menghilang di keramaian kota.
Kota Betavia merupakan ibukota Negara INA, kota
termegah, terpadat, sekaligus tersibuk di dunia. Betavia yang berarti
‘melampaui diri’ merupakan pusat dunia saat ini. Segala kebaikan dan keburukan berpusat di kota ini.
Terletak di tengah bagian timur bumi dan berada di Kepulauan Sundance,
tepatnya Pulau Javanice yang beriklim tropis.
Bila dilihat
dari ketinggian 3000 kaki dari permukaan air laut. Betavia merupakan sebuah
kota dengan susunan tata letaknya yang fantastis dan brillian. Lima bagian kota
yaitu Betavia Barat, Timur, Utara dan Selatan terhubung dengan jembatan utama
yang panjang dan lebar serta sangat kuat, kokoh dengan jalan bersusun dua.
Jalan di bagian atas adalah jembatan bagi yang ingin menuju pusat kota, dan
bagian bawah untuk arah sebaliknya.
Khusus daerah utara dan sebagian wilayah barat yang
dipisahkan oleh Jembatan Mata Betavia memiliki panjang masing-masing 10
kilometer, tegak berdiri di atas peradaban kota
di bawahnya. Jembatan ini akan terus terhubung bebas hambatan menuju
pulau-pulau penyangga kota Betavia di semenanjung Kepulauan Sundance.
Pulau penyangga tersebut merupakan gugusan kepulauan seribu
yang alami dan beberapa pulau hasil pengembangan reklamasi di sebelah utara
menuju barat Betavia. Tide Island, Angel Island dan beberapa pulau lainnya di
gugusan kepulauan seribu telah menjadi destinasi utama pariwisata laut penduduk
Kota Betavia. Setiap gugusan pulau reklamasi dan kepulauan seribu, selain dapat
dicapai dengan transportasi laut, juga dihubungkan dengan ‘Ring Bridge’ atau jembatan
yang menyerupai cincin karena mengitari Kepulauan Sundance. Belum lagi terlihat
‘Net Bridge’ atau dengan
sebutan lintang jembatan menyerupai jaring laba-laba yang merupakan jembatan
kecil yang menghubungkan antara pulau-pulau kecil penghias Kepulauan Sundance, infrastruktur
yang luar biasa! Amazing!
Pusat kota Betavia diciptakan oleh segenap kekuatan kreasi
masyarakat kota Betavia yang tidak ada duanya di dunia ini. Meski tiga bagian
kota Betavia lainnya yaitu, ujung barat, timur, dan selatan tidaklah semegah di
kepulauan Sundance karena masih menyimpan daerah-daerah relatif kumuh yang
disembunyikan dengan rumah-rumah berwarna-warni. rangkaian ornamen ceria di
sepanjang gang dan selokan berpadu-padan simetris dan grafis dengan
lukisan-lukisan tiga dimensi yang mencuri mata pejalan kaki yang baru hinggap
di area ini. Ditambah hiasan sungai-sungai
hasil revitalisasi membelah kota yang megah dengan sarana transportasi
alternative seperti speed boat, atau kapal motor mini berkarakter dan
berteknologi tinggi. Beragam moda transportasi dapat menjadi pilihan untuk
menuju berbagai wilayah Kota Betavia.
Secara umum wilayah teritori ZPE. Betavia memiliki ciri khas
masing-masing. Sebut saja di ujung barat dengan ‘Pelabuhan Merah’nya yang
dengan budaya klasik yang menawan ‘Old
Bantany’. Lalu daerah selatan dengan ‘Gedung Betavia News’ yang mengagumkan
dan bertekhnologi tinggi. Tidak ketinggalan Gedung Pustaka Jaring Laba-Laba
atau sering diistilahkan sebagai Net
Library Building yang megah dan kaya pengetahuan. Juga ‘Mega Trade Mall Studios’ lebih dikenal dengan MTM-Studios adalah super market dengan fasilitas wahana hiburan
terbesar di dunia berada di bagian Timur Betavia. Dua aliran sungai menyilang
tertata indah membelah kota dengan taman-taman mungil di kedua sisinya. Sungguh
merupakan Tata ruang kota yang sangat brilian dan visioner.
Dalam kurun waktu sepuluh tahun, Jake Wide yang kini menjadi
presiden telah mampu membuat perubahan yang cukup signifikan pada kota Betavia.
Jake Wide pada awalnya adalah seorang Gubernur Betavia pada tahun 2012. Atas
inisiasi Tuan Samiri, tokoh besar
koalisi dari Partai Perjuang Kebebasan Nasional, seorang Jake Wide berhasil dirunning
menjadi sang presiden Indo Nation pada tahun 2014 hingga 2024. Maka
wakil gubernur saat itu, Ben Zahel, menggantikan Jake Wide dan melanjutkan
program pembangunan dan tata kota Betavia. Hingga akhirnya ben Zahel pun mampu
membangun kota Betavia sedemikian rupa. Dan saat ini, tahun 2035, Betavia berhasil menjadi pusat dunia. Sebuah pencapaian yang teramat fantastis!
Betavia menjadi pusat kebebasan, dunia mengakui peradaban
masyarakat betavia dan hak-hak kemanusiaan yang dilegalisasi dalam konstitusi
‘kebebasan manusia’. Seluruh suku bangsa, bahasa, dan etnis ada di kota ini.
Betavia adalah ‘zona bebas’ dalam arti seluas-luasnya. Bebas dari segala
aturan, bebas dari segala tahayul maupun mitos, bebas dari semua
‘keyakinan’maupun kepercayaan. Penduduk kota hanya mengenal ‘agama’ sebagai
sebuah peradaban masa lalu dan tersimpan di ‘Net Library Building’ yang
terintegrasi dengan ‘museum unity’ yang menyajikan perjalanan peradaban manusia
dari mulai penciptaan hingga hal-hal popular tentang hukum yang berlaku di masa
kekuasaan Jake Wide yang dipandu Tuan Samiri. Peradaban yang tak
tertandingi dari zaman manapun!
Betavia memiliki hukum, hukum yang dibuat pemerintah otonomi dalam kekuasaan Jake
Wide dengan kendali Tuan Samiri
sang pemimpin Asia Raya. Tuan Samiri sang penguasa sepanjang masa tak pernah
berpidato di tengah khalayak ramai maupun teleconference. Tetapi pernyataan-pernyataannya
di dunia maya melalui kecanggihan tekhnologi telah menghipnotis seluruh
penduduk kota, bahkan dunia.
Bahkan sang gubernur terpilih Kota ZPE. Betavia saat ini, Eines Basara, yang secara politik
memiliki kekuasan otonomi di wilayah kota menggantikan Ben Zahel, kini harus tunduk pada keputusan dan peraturan sang presiden Jake
Wide.
Semua regulasi
sipil-sosial warga kota di seluruh wilayah INA, lebih-lebih di ibukota Negara tetap harus mengacu kepada aturan Jake
Wide. Sedangkan setiap
statement Jake Wide adalah idealisme Tuan Samiri, pernyataannya telah dianggap
hukum dan aturan yang harus dilakukan oleh penduduk Betavia bahkan mungkin seperti
dianggap firman oleh para ‘Persona
Betavia’.
Hukum di Betavia mengacu
kepada kekuatan yang misterius dan ilmu politik yang super cerdas. Sehingga
tidak ada yang berani mempersoalkan hukum yang berlaku di kota ini. Polisi
Betavia, atau Betavia City Police
Department dibentuk dengan disiplin tinggi menurut ketentuan dan keinginan
sang penguasa tertinggi Betavia. Hampir dari sebagian polisi tersebut telah
menjadi Persona Betavia dan
berprilaku sebagai mata-mata penguasa dalam mengendalikan masyarakat Betavia.
Pemerintahan Otonomi
Betavia terbentuk oleh keinginan masyarakat berdasarkan statement sang penguasa
serta dikontrol sepenuhnya oleh Tuan Samiri dengan menggunakan sistem
undang-undang ter-update dan membumi
yang disebut ‘The Law Of Samiri The Truth’ atau masyarakat bangsa-bangsa menyebutnya The Lost.
The Lost ternyata
mampu menggerakan kekuasaan Tuan Samiri. Mulai dari tangan kanannya, para pemimpin negara bagian, sampai jajaran terendah harus
tunduk mutlak akan kehendaknya. Mereka yang bergerak dalam kekuasaan sistem
kekuasaan Tuan Samiri dinamakan ‘Persona Betavia’ atau tentara tanpa
atribut militer. Persona Betavia yang
tidak menjalankan The Lost dianggap deserter atau penghianat. Dia akan
segera digantikan dengan persona cadangan tetapi dengan taruhan nyawa. Sedangkan
rakyat biasa dan kalangan oposisi yang
menentang para persona disebut sebagai ‘individu’.
Bagi para individu, ungkapan sang penguasa tentang ‘Believe or
Not?’ adalah ancaman yang sangat mengerikan. Rangkaian advertensi dan
animasi kepala sampai leher terpotong gergaji elektrik terpampang artistik,
penuh daya tarik magis namun
bernuansa ancaman dan mengerikan, semua tertata strategis dan
representatif di sudut-sudut kota. Lebih dari sepuluh tahun pemerintahan Uni
Asia Raya telah membawa Betavia menuju legalitas yang tak diragukan di benua
asia dan dunia, di bawah pemerintahan Jake Wide, dalam genggaman kekuasaan Tuan
Samiri, sang penguasa Asia
Raya sepanjang masa.
Sang presiden Jake
Wide bukan hanya simbol politik kekuasaan Tuan Samiri. Dia adalah legalitas
hukum bagi seluruh warga Betavia. Segala kebijakan pemerintah Jake Wide
senantiasa mengacu kepada visi-misi Kitab manusia. Kreasi spektakuler dalam
kebijakan pemerintah Jake Wide atas dukungan Tuan Samiri adalah pembaharuan
dasar Negara-negara di Asia Raya. Khususnya di negara INA, tonggak pergerakan
reformasi kebangsaan Asia Raya terlahir dari peri-kehidupan bangsa Indo Nation ini dengan nama “Five Foundation” yang berisikan
tentang, Humanity, Civil Society,
Liberty, Glory, and United Nation. Selain sebagai dasar Negara, Five
Foundation dijadikan pula sebagai tameng untuk memberangus pemahaman dan
keyakinan terhadap ajaran keKhalikaan serta memiliki standard ganda tentang ‘
Liberty dan United Nation’ yaitu menyebarkan ‘kemerdekaan dalam arti kebebasan
bertindak demi menjaga keutuhan dan ketatanegaraan dalam Indo Nation Of Asia
atau INA.
Perihal terbentuknya Negara INA, terjadi pada bulan April,
tanggal 22, tahun 2022. Hal ini diakibatkan arus reformasi
konstitusi pada Dewan Intern Republik
Indolandia (DIRI). Saat itu,
Negara Indo Nation masih menjadi sebuah negara berkembang, dengan
sebutan dalam bahasa kebangsaannya adalah Indolandia.
Anggota senat pada saat itu menyetujui amandemen konstitusi yang secara total
berubah ke arah ‘Kebangsaan Asia’. Dan perjuangan pergerakan kebangsaan asia
tersebut terus berlanjut menyeluruh di kawasan Asia Tenggara dan sekitarnya.
Beberapa Negara Asia akhirnya bersedia bergabung bersama seluruh bangsa asia
tenggara hingga terlahirlah Persekutuan Bangsa-Bangsa se-Asia yang disebut USAN atau United State of Asian
Nation. USAN dipelopori oleh Majelis Tinggi ASEAN atau Association of South
East Asia Nation. Hingga saat ini, Negara Kesatuan Republik Indolandia telah menjadi sebuah
perjalanan sejarah kebangsaan Asia. Indolandia
bersama rakyatnya, yang disebut Inlander
telah mendorong lahirnya
Negara baru, yaitu negara bagian dari USAN yaitu Indo Nation of Asia atau INA,
dengan ibukota negara Kota Tua yang menjadi Zona
Persona Eksklusif atau ZPE, yaitu ‘Betavia’.
Pada tahun 2025,
Betavia telah memiliki kerangka visi Betavia menuju Manusia Cemerlang 2045.
Kota ZPE Betavia telah menjadi kota yang tertata indah nan megah dengan segala
kebebasan dan kemanusiaannya. Civil society yang tertata rapi, dengan peradaban
manusia yang mampu menguasai teknologi. Inilah era-Society 5.0 yang dipropagandakan sebagai manusia
berkeadaban. Betavia mampu tumbuh
menjadi zona integritas, zona yang memiliki sikap yang utuh tentang manusia dan
teknologi. Zona Society 5.0, sejak homo sapiens berevolusi menjadi human. Sejak
manusia purba mulai mampu berinteraksi, berkoloni. Inilah generasi kelima dari
evolusi manusia. Human being always in order! never chaos forever!. Kebebasan adalah hak segala bangsa,
seluruh manusia tanpa kecuali!
Kebebasan yang
diagungkan tersebut diyakini mampu mengikis fanatisme terhadap ajaran keagamaan
dan ketuhanan yang dianggap mengarah pada gerakan anarkisme yang membahayakan
pemerintah. Namun pada praktik selanjutnya memiliki kecenderungan untuk
tidak bertuhan serta memiliki
visi untuk tidak mempercayai agama apa pun, karena dianggap merusak nilai keutuhan dan kesatuan dalam United
State of Asian Nation. Kamuflase yang
teramat sempurna!
Tindakan nyata dari kebebasan warga Betavia lainnya adalah
dengan tidak mengenal tindak kriminal dalam bentuk atau tingkat apapun, meski
terjadi setiap hari di depan mata. Masyarakat Betavia hanya menyebutnya sebagai
‘kecerobohan’ dan ‘kelemahan’ bagi korban tindak kriminal. Jika ada tuntutan
dari si korban dan pelaku menjadi tersangka yang mengarah ke pengadilan, maka
dapat dimentahkan di pra-peradilan karena terbukti kelemahan dan kecerobohan
pada si korban.
Masyarakat Betavia tidak mengenal apa itu narkoba dan
sejenisnya walaupun semua orang memakainya karena di Betavia dikenal sebagai ‘tabia’ dan penggunanya disebut ‘et- tabiat’. Penggunaan ‘tabia’ sudah menjadi kebiasaan yang akhirnya
dipropaganda menjadi budaya di Betavia. Tidak ada larangan untuk obat-obat
terlarang, semua dijual bebas, ketergantungan menjadi asumsi ‘kebodohan’ bagi
individu atau pun persona. Hukuman
mati bagi pengedar narkoba akan terjadi apabila pelaku bisnis narkoba tersebut
tidak bersedia melakukan ‘simbia’.
Warga dan
pemerintah Betavia tidak mengenal apa itu korupsi
dan kolusi karena di Betavia hanya diketahui sebagai prilaku ‘ ‘saling
menguntungkan’ atau dengan istilah ‘simbia, mereka mengganggapnya
sebagai etis politica’. Hal ini pun terjadi di mana-mana. Di setiap sudut birokrasi
pemerintahan dan setiap jenis usaha yang dikelola swasta bahkan masyarakat luas pun sudah memaklumi akan hal tersebut.
Di kota ini tidak
mengenal apa itu pembunuhan, warga
Betavia lebih mengenalnya sebagai pilihan untuk ‘pembelaan diri’ atau
'perjuangan' bagi tiap individu, walaupun hal ini terjadi di depan umum begitu
saja. The Customs, sebelumnya dikenal dengan istilah The
Police hanya akan menangkap seseorang untuk diperiksa atas laporan dan
tuntutan kerugian dalam waktu 1x24 jam dari kejadian, selepas itu ‘terbebaslah
semua individu maupun persona dari segala tuntutan dan laporan tentang kerugian
apa pun. Hal inilah yang menjadi dasar pilihan hidup ‘membela diri’ atau
‘perjuangan atas hidup’ bagi setiap diri, bagi individu, bagi persona. Hampir
seluruh warga Betavia, mulai dari anak-anak hingga tua-renta, mereka sudah
menguasai beragam jenis keterampilan ‘bela diri’. Bahkan memainkan senjata
tajam maupun senjata modern.
Seluruh warga Betavia tak ingin jadi santapan ‘kamar mayat’
di setiap sektor security
setempat yang dikelola oleh Garda
Nasional. Mayat manusia di jalanan akan menginap semalam dalam
‘refrigerator’ Persona
Departement. Hari berikutnya, mayat-mayat dari lemari pendingin tersebut
akan langsung dibawa ke ‘krematorium’ yang terdapat di setiap rumah sakit.
Beridentitas atau tidak, bila tidak ada tuntutan dan laporan kerugian pihak
tertentu, maka terbakarlah tubuh sang mayat menjadi abu, tentu sebelumnya telah dilakukan out of session,
atau pengangkatan organ tubuh yang akan dicangkok atau disebut dengan istilah clonning.
Lalu abu kremasi mayat expire
itu diolah dan dikemas sebagai pupuk tanaman bagi taman-taman di sudut
kota.
Kehidupan di Betavia tidak pula mengenal apa itu perkawinan karena di Betavia hanya disebutkan
sebagai ‘pasangan’ atau mitra
dalam dua jenis maupun sejenis. Persetubuhan dan pergaulan bebas terjadi setiap
saat. Orang-orang hidup satu atap laki-laki dan perempuan sudah tidak menjadi
persoalan. Acara resepsi hanya dilakukan ketika mereka memiliki anak secara
biologis maupun melalui pengembangan teknologi. Baby Tube atau Clone System menjadi pilihan popular masyarakat
untuk mendapatkan ‘bayi berkualitas
tinggi’.
Resepsi pernikahan yang dilaksanakan tanpa ada seorang anak
disampingnya dianggap hal yang tabu, bahkan dinilai sebagai sebuah
‘kebohongan’. Bahkan bila mereka bicara cinta, tapi tidak memiliki dan
memelihara seorang anak akan dianggap memiliki ‘iman palsu’. “Betavia is the
children oriented, that’s a real love!”
Perkembangan budaya dan gaya hidup ala Betavia tidak
mengenal apa itu ‘cinta’ atau ‘perselingkuhan’ karena di Betavia hanya dikenal
sebagai ‘kesukaan’ yang diistilahkan dengan citra-persona dan ‘kesialan’
diistilahkan sebagai nista-persona bagi perseorangan yang mengalaminya. Laki-laki
maupun perempuan atau sesama jenisnya.
Semua orang ‘bebas’ melakukan apa saja yang baik di mata
mereka sebagai persona Betavia. Di Betavia tidak ada yang baik dan yang jahat,
semua sama di mata hukum dan konstitusi wilayah Betavia. Di wilayah ini dikenal
dengan slogan masyarakatnya yang mendunia :“Bahwa sesungguhnya setiap orang
adalah diri sendiri dan dia seorang.” Itulah landasan sikap masyarakat penggerak
kota Betavia, sebagai ‘persona Betavia’.
Seluruh bangsa dan negara di dunia tidak ada yang berani
mengusik kebebasan penduduk Betavia yang modern dan maju dalam ilmu tekhnologi
serta militer. Terutama karena idealisme ‘kebebasan’di Betavia yang dikenal sebagai
‘azasi persona’ yang menjadi sumber kekuatan
mental kota Betavia yang menjadi ibukota Negara INA. Bahkan idealisme tersebut
telah membius sebagian lain negara di dunia, banyak negara-negara di belahan
timur dan barat meniru segala apa yang terjadi di Betavia, mulai dari
tekhnologi sampai dengan peradabannya yang menakjubkan menurut anggapan
sebagian manusia di dunia.
Peradaban ini memang terus dikondisikan oleh Tuan Samiri sebagai Tokoh partai politik
Asia Raya yang membidani kelahiran koalisi Perjuangan Kebebasan Nasional atau
lebih popular dengan sebutan Partai PKN.
Tuan Samiri adalah pemimpin besar USAN
dan merupakan tokoh politik pemersatu di kawasan Asia. Dialah tokoh di belakang
layar negara bagian INA
dengan Kota Betavianya, dan Presiden Jake Wide dengan program-program
pemerintahannya. Meski secara konstitusi Presiden akan dipilih secara demokrasi
dalam kurun waktu lima tahun, namun yang akan memimpin program pemerintah sudah
dapat dipastikan lahir dari Partai PKN di bawah kendali politik ‘Tuan Samiri’.
Yang dipertuan agung bangsa asia raya.
Cita-cita tertinggi Tuan Samiri sang penguasa sepanjang masa
di Betavia adalah, Our Vision is : The Betavia
For Earth Till The End Of The Day!. Sebuah slogan berjalan terpampang megah
di lintasan lingkar jalan raya tengah kota. “Visi kami adalah Peradaban Betavia
di Bumi sampai Hari Kiamat!” Kemudian step by step, dunia meniru peradaban Betavia.
Persona Betavia terus berupaya meraih visi pada tahun 2045 yang dikenal dengan
‘Dream of The Year’ bagi masyarakat
milenial Betavia.
Tahun 2045 Betavia harus terwujud sebagai bangsa yang
membanggakan manusia di dunia. kebanggaan Persona
Betavia dalam Individualisme dan Selfcenterisme, Kota Betavia harus menjadi
pioneer dan contoh bagi seluruh
negara di dunia yang sebagian masyarakatnya masih memiliki ‘kepercayaan’ kepada sesuatu yang lebih besar dan berkuasa
dari manusia. Secara perlahan tetapi pasti, pada akhirnya semua akan
menanggalkan ‘kepercayaan’ itu dan menjadikan ‘individualisme dan
selfcenterisme’ sebagai sesuatu yang mutlak diyakini dan lebih diandalkan sepanjang
jaman hingga sekarang. Bahkan hingga kisah ini terurai, manusia di Betavia dan
dunia terus menggapai visi mereka.
Visi Tuan Samiri sangat popular dan fenomenal. Dia adalah pemimpin
sekaligus bayangan di belakang kemegahan di Betavia. Tuan Samiri telah membuat
pola dan peta dengan menunjuk presiden Jake Wide sebagai simbol kekuasaannya. Dia
disanjung sebagai seorang ‘perfectionis’ yang mampu membuka mata penduduk Betavia
menjadi ‘Persona Selfcenterist’ dengan suatu pemikiran bahwa manusia adalah
penguasa absolute di atas bumi ini, sedangkan kematian hanyalah pemindahan
materi kekuasaan dari satu manusia kepada manusia lainnya. Negara dan bangsa INA harus terpisah dari
keyakinan tentang akhir masa, dan hari pembalasan. Semua keyakinan tentang hal
itu adalah hal yang menyesatkan. Ideologi Kebangsaan tidak mengenal akhirat,
apalagi reinkarnasi. Tidak akan pernah ada! Kecuali Manusia itu sendiri yang
membuatnya.
Dia memberikan bukti bahwa ‘kepercayaan akan sesuatu yang
lebih besar dan berkuasa dari manusia adalah sesuatu yang ‘naif dan bodoh’. Tentu
saja, karena kekuatan intelejen dan mata-mata yang tersebar ke seluruh pelosok
dunia membuatnya berhasil merangkul dan menaklukan dunia dengan mulus serta
terencana dan rapi. Bahkan detail informasi dari setiap negara yang terprogram
berdasarkan visi-misi kekuasaan Tuan Samiri telah mampu disadap melalui
tekhnologi super canggih tanpa diketahui negara-negara tersebut.
Menurut Tuan Samiri melalui situs resminya yang dapat
diakses oleh siapa pun di dunia ini menyatakan bahwa dalam dunia yang
dipercayai oleh manusia, dahulu, sekarang bahkan masa depan, tidak ada sesuatu pun
yang dapat mengacu kepada kepastian akan unsur ‘ketuhanan’ yang lebih besar dari manusia. Tuan Samiri terus membangun paradigma
bahwa Tuhan ada karen manusia mempercayainya. Sejatinya keyakinan bagi
Samiri-isme adalah Tiada Khalika selain Manusia.
Pemahaman
kemanusiaan dan penciptaan manusia yang mampu membuktikan kemegahan teknologi
dan kekuatan membangun kekuasaan di asia raya telah membuat istilah baru yang
familiar, atau agar lebih menguatkan kedekatan mereka dengan faham samiri. Para
persona betavia dan hampir seluruh masyarakat kota betavia menyebut tuan samiri
dengan panggilan ‘The Uncle Sam’. Ingatlah ujaran Paman Sam “Tidak percaya kah
kalian pada Kitab manusia, dengan
panduan kitab manusia itulah Betavia mencapai puncak kejayaan!” Demikian para
persona menegaskan.
Dalam kitab
manusia, tentang faham Samiri-isme, “Khalika sesungguhnya adalah Manusia itu sendiri dengan kecerdasan
yang dapat diperbaharui. Meyakini kemampuan manusia, yang seharusnya disebut
‘iman’. Karena tidak ada Khalika di bumi, jika manusia itu sendiri tidak mengakui kekuasaannya dan meyakini eksistensinya. Maka lepaskan eksistensi ketuhanan, jadilah
manusia yang berdiri sendiri. Jayalah manusia!”
Sungguh kesesatan yang sempurna dan nyata, faham samirisme terus bergerak untuk
menyesatkan seluruh umat manusia. Segenap agamawan dan tokoh relijius pada saat
itu sudah dibuat tak berdaya, keyakinan pada ketuhananan dianggap sebagai
pembaharuan-pembaharuan pemikiran manusia di setiap masanya, dari pertama
manusia tercipta dan ada hingga akhir dunia, beberapa manusia yang memiliki
kecerdasan tingkat tinggi akan terus memperbaharui pemikirannya.
Kitab-kitab langit dan kitab manusia dianggap memiliki
prinsip yang sama, ‘memuja manusia’.
Kitab manusia diterbitkan pada akhir zaman peradaban manusia, Tuan Samiri,
mengaku sebagai pemimpin dan penguasa manusia yang mendapatkan mandat dari
semesta. Kitab manusia harus menjadi pedoman hidup manusia, karena kitab
manusia akan ‘menggenapi’ kitab-kitab yang diturunkan langit dan dilahirkan
bumi.
Atas dasar pemahaman itulah kitab-kitab ketuhanan yang masih diyakini sebagian
manusia di belahan dunia kini diabadikan di Net Library Building of Betavia.
Kitab ketuhanan itu ditempatkan
sebagai sejarah pemikiran dan perjalanan peradaban dunia dari masa ke masa.
Kitab manusia membuat propaganda bahwa kitab langit
memberi kabar, bahwa Khalika adalah semesta itu sendiri, penguasa semesta adalah manusia itu sendiri.
Manusia dan semesta adalah keutuhan, memahami hal ini adalah kebahagiaan dalam pencerahan. That is the darkness of samirisme!
Tidak ada suatu statement pun atau tulisan apapun yang mampu
menandingi cara berpikir Tuan Samiri, sang penguasa manusia sepanjang masa.
TIDAK ADA! Dia telah mengungkapkan idealisme yang cemerlang tentang ‘Individualisme in persona Betavia and
Selfcenterist. Dia membuat semua orang, mulai dari Betavia hingga seluruh dunia
percaya bahwa “Manusia adalah manusia itu sendiri, Manusia adalah manusia
tentang apa saja yang diyakininya, Tiada yang lebih besar dan mampu berkuasa
selain Manusia”
Semua hal tentang idealisme Betavia, tentang falsafah Tuan Samiri secara
lengkap dapat diungkap dalam sebuah kitab yang disebut Kitab manusia.
Karena peradaban Kota Betavia berlandaskan kitab manusia maka penduduk kota
menyebutnya sebagai Kitab Betavia. Kitab ini menginduk kepada pola ‘Azajile’
atau sisi gelap di masa penciptaan semesta. Kitab Betavia dianggap sebagai
salah satu kitab yang dilahirkan bumi untuk menggenapi semua kitab bumi dan menentang
kitab-kitab samawi atau kitab langit . Sedangkan kitab langit merujuk pada
kitab induk atau Kitab Semesta yang
disebut juga Law Mahfuza. Dalam kitab semesta tertulis pembuka “Dengan
kuasa Khalika yang maha pengasih lagi
maha penyayang, maka tiada sang
pencipta selain Dia.” Sedangkan dalam Kitab Betavia tertuang
ungkapan, “Demi kemuliaan Manusia, Berjayalah Manusia karena sesungguhnya Tidak
ada Kekuasaan selain Kuasa Kecerdasan Manusia.”
------- 454List -------
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Mari kita ledakan dunia ini dengan kebahagiaan!