Senin, 31 Oktober 2011

Asalist Post #3 (Kitab Manusia)


Narasi sebelumnya >>>
Sesuatu itu adalah..
Besar tanpa bentuk
Luasnya tanpa sudut
Kekal berbuat,...
melahirkan Keabadian
berjaya dalam Misteri
Aku pun tak berani menyimpulkan.
Akhirnya kusebut ia 'ASAL'

Kitab Manusia


Kembali ke Ecovillage Javia, arah selatan dari Betavia. Tiga hari berselang dari kejadian penembakan seseorang di taman kota Betavia, Pak Baqir pun kembali menunaikan tugas mengajarnya di BTS. 

“Apa khabar, Pak Baqir?” sapa Nikita, salah seorang siswa yang paling energik di Boarding School Transformation. “Ooh, cukup baik Nikita. Ada apa?” Pak Baqir balik bertanya.

“Ini pak, saya ada info yang masuk ke IP- saya. Sepertinya kotak suci itu sudah mulai terancam kembali, Pak. Intelejen dari INA sudah mulai mengendusnya Pak!” terbersit kepanikan pada raut Nikita.

“Benar, Nikita. Bapak juga sudah dengar hal itu, tenangkan saja dirimu. Yakinlah dengan doa-doa yang telah kamu panjatkan, doa itu jiwa dari pengabdian kamu kepada tuhanmu” Ujar Pak Baqir.

“Tapi Pak, bukankah kita harus memaksimalkan usaha kita untuk menjaga kotak suci itu?” Tanya Nikita. “Betul memang, tanpa ada gaya dan usaha dari sesuatu, tidak akan ada yang tergerakan atau pun yang bergerak. Dan jangan lupa bahwa ada kekuatan dan kekuasaan dari yang maha besar serta maha menggerakan. Lihatlah ketika angin menggerakan daun-daun di pepohonan, perhatikan juga ketika awan bergerak dan menimbulkan petir, bahkan akhirnya harus pecah menjadi hujan. Itu justru bukan karena gaya dan usaha kita, bukan pula karena doa kita. Doa yang kita panjatkan adalah cara mengerakan hati agar mampu menerima ketidak-kuasaan kita, ketidakmampuan kita. Yakinilah bahwa semua itu adalah fenomena tentang adanya yang maha menggerakan, maha menciptakan. Termasuk lahirnya kitab manusia yang dibawa Si Uncle Samiri, pastilah tuhan sedang menggerakan sisi yang lainnya, dan tentu akan lahir sesuatu yang belum kita ketahui.” jelas Pak Baqir pada Nikita yang menyimaknya dengan penuh perhatian.

“Baiklah, Pak. Niki akan coba untuk terus berdoa dan mengikuti informasi selanjutnya dari IP ini.” jawab Nikita sambil merujuk pada sebuah gawai yang disebut Nikita sebagai IP.

Integrated Person atau IP adalah sebuah gadget berteknologi tinggi yang terintegrasi dengan gerak manusia bahkan hal tersebut dalam kapasitas terendah. Bagi pengguna IP dengan strata lebih tinggi seperti para persona Betavia atau pengusaha papan atas, mereka akan mampu memiliki IP dengan kapasitas teknologi yang lebih menakjuban. IP tersebut sudah terintegrasi dengan sistem saraf dan otak, dengan seluruh alat dan fasilitas penunjang kehidupannya. Mereka dapat berkomunikasi jarak jauh secara langsung karena sistem gadgetnya sudah tertanam dalam tubuhnya melalui proses operasi medis Integrated Circuit Inovasion System atau ICIS.

IP yang dimiliki Nikita hanya memiliki kapasitas mikro, gadget tersebut hanya dapat dikendalikan dengan suara dan gerak tubuh. Namun kecanggihannya sudah mampu terkoneksi dengan berbagai pasangan teknologi sejenis yang berupa alat elektronik dan kendaraan bermotor dengan teknologi terbarukan.

Melalui IP tersebut Nikita dapat melihat perkembangan upaya penyelamatan kotak suci kuno berisi kitab langit yang asli telah sampai pada puncak kepanikan dan kekhawatiran bagi Nikita. Dia adalah salah seorang siswa BTS yang didaulat jadi pengembang jaringan informasi dan penunjuk lokasi rahasia tempat akhir penyimpanan kitab langit tersebut. Tentu saja ini menjadi jihad akbar bagi segenap komunitas para penjaga kitab langit karena harus berhadapan dengan persona Betavia yang justru terus memburu kitab-kitab langit untuk dilenyapkan dengan dalih untuk dimuseumkan dan hanya menjadi sejarah pemikiran-pemikiran manusia. Kitab-kitab langit hanya akan disimpulkan bagi masyarakat milenial Betavia dan dunia sebagai His Story tentang ketuhanan di negara INA dan kawasan Asia Raya yang dikuasai Uncle Samiri Izraili.

Perang keyakinan, perang idealisme, perang iman, perang persepsi tentang keyakinan dan keagamaan sudah belangsung cukup lama di belahan dunia. Baik melalui jagad maya maupun dalam kehidupan nyata. Hal tersebut sangat mendukung penyebaran pemahaman tentang ‘persona Betavia’ yang digaungkan oleh Uncle Samiri yang bertahta di USAN, kemudian memberi pengaruh kuat di kota Betavia, Negara bagian INA. 

Dengan bekal kitab manusia, Uncle Samiri memulai propaganda ‘kebebasan manusia dari belenggu ketuhanan”. Ajaran dari kitab manusia ini mulai diaplikasikan di kota Betavia sebagai pilot project ajarannya. Jalan hidup dan pemahaman dari kitab manusia pada awalnya begitu memikat bagi kalangan eksekutif pemerintahan yang disebut ‘persona’. Kemudian para persona membangun politik strategis untuk ditransformasikan di kota Betavia. Hingga akhirnya, ajaran kitab manusia ini begitu pesat berkembang di Negara INA dan mulai mengalir ke berbagai benua di dunia. Meski semua pemuka agama menentangnya, namun penyebaran idealisme “revolusi manusia” semakin mengakar hampir di semua benua. Karena perkembangan ajaran ‘kemanusiaan’ bermula dari kota Betavia, akhirnya kitab manusia ini lebih populer dengan sebutan ‘Kitab Betavia’.

Ajaran samiris-me dengan selfcentris ala Betavia yang pada mulanya hanya dikenal dan berkembang di segenap penjuru INA, perlahan namun pasti, akhirnya menyebar ke seluruh kawasan Asia. Kemudian mendapatkan dukungan sepenuhnya dari benua America dan sebagian besar Europa. 

Negara-negara dari kedua benua inilah yang menjadi “power suply” bagi cengkram kekuasaan INA. Sehingga kekuatan tekhnologi dan sains yang dikuasai para persona Betavia di bawah komando pemimpin besar “Revolusi Manusia” Yang Dipertuan Agung Samiri Azajile El Izraili, semakin kokoh tak tertandingi di belahan dunia manapun, melalui kepala pemerintahannya, tuan Jake Wide. INA, Indo Nation of Asia menjadi pusat peradaban ‘Manusia Baru’ yang bertumpu pada jalan kesesatan, jalan dari kitab manusia, the blind way of Betavia!.

Dengan meluasnya ajaran samirisme dan selfcentris ke segala penjuru dunia. Lahirlah manusia-manusia baru yang disebut persona, atau manusia milenia yang ‘memuja dirinya sendiri. Bukan menyembah sang pencipta manusia, bukan mengabdi sang maharaja dari manusia, bukan menjadi penyembah ‘El Khalika’. Ajaran samirisme dengan selfcentris telah membawa manusia ke dalam kondisi ‘Jahila Kelima’. Kondisi zaman sebelum Big-bang, keadaan gelap-gulita tanpa cahaya, kondisi saat cahaya El Mahdi belum tercipta di semesta. 

Kondisi inilah yang menyebabkan Sang Guru Amir Baqir, Nikita dan teman sejalan terus memperjuangkan tentang keyakinan mereka terhadap yang maha kuasa, maha pencipta, Tuhan Yang Maha Esa. Konsisten dalam usaha dan doa, bergerak dengan keutuhan di dalam ketuhanan. 

Bagi mereka, segores luka di jalan tuhan adalah saksi pengorbanan. Prinsip mereka, kehilangan nyawa akan lebih disukai daripada hidup menjadi manusia serupa hewan yang dicucuk hidungnya. Pandangan hidup Jake Wide dan ‘persona betavia’ yang rela menjadi peliharaan Uncle Samiri adalah kesesatan yang nyata. Begitulah prinsip hidup bagi komunitas kecil asalist, yang terus bergerilya untuk menentang propaganda ‘revolusi manusia’ dengan berupaya menyelamatkan kotak suci kuno yang berusia lebih dari 2.500 tahun. 

Kotak suci kuno tersebut berisi manuskrip dan mushaf-mushaf kitab langit dari berbagai zaman dan peradaban masa lalu. Kotak suci kuno yang diangkat dari lautan di semenanjung Turki, peninggalan dari zaman Kesultanan Turki Usmania, dikisaran abad 16-17 Masehi. 

Sekira 2.500 tahun yang lalu, pada zaman kesultanan Turki Usmania ini, kotak suci ini disimpan di ibukota Negara, yaitu Konstantinopel. Saat itu, kawasan ibukota Konstantinopel ini menjadi pusat interaksi dunia timur dan barat dengan daratan yang cukup luas di sekitar cekungan Mediterania. Untuk menghindari efek ‘Perang Dunia II’ yang potensial chaos, Sultan Sulaiman Agung sebagai pemimpin imperium multinasional Turki saat itu, berupaya membentuk tim penyelamat kitab-kitab langit agar disimpan di sebuah tempat yang sangat rahasia. 

Di dalam kotak suci ini tersimpan, empat kitab langit yang berbeda usia. El Zabur, Et Taura, El Injil dan El Karem. Keempat kitab tersebut diturunkan oleh Tuhan yang maha pengasih lagi maha penyayang sebagai ‘driver of life’ bagi bangsa jin dan manusia yang hidup di bumi. Diturunkan melalui perantara malaikat-Nya, yaitu El Gibreal, yang kemudian dibawa dan diajarkan kepada manusia oleh para utusan tuhan, yang disebut Sang Nabi dan Rasul.

Dari zaman Kesultanan Turki Usmania hingga sekarang, sebenarnya keempat kitab langit ini pun sudah tersebar-luaskan di semua benua, dan sudah dibaca hampir oleh sebagian umat manusia. Hanya saja, manusia terkini sudah semakin intim dengan tekhnologi, mereka semakin terbiasa membaca kitab-kitab suci elektronik.Tanpa mereka tahu dan sadari bahwa semua kitab elektronik itu sudah terkena virus ‘malcore’ yang berisi segala macam penyimpangan sesuai kepentingan politik dan bisnis dunia maya dari setiap negara dan bangsa di dunia. Selain ayat aslinya sudah banyak perubahan, penafsiran-penafsiran dari ayat yang asli pun selalu diperbaharui dan dibuat demi kepentingan politik individu dan kelompoknya.

Politisasi ayat-ayat tuhan dari beragam kitab keagamaan di Betavia saat ini semakin meraja-lela. Bahkan di kota Betavia telah muncul sebuah penafsiran propaganda, dari Brain One Unity atas landasan ‘Human Right’ atau hak azasi manusia. Yaitu, keragaman pemikiran semakin dipahami sebagai sebuah kekayaan intelektual menuju satu tujuan, yaitu kebebasan bagi manusia, kebebasan berperilaku dan kebebasan berkehendak. Beraneka pola bersatu padu, demikian propaganda persatuan kota betavia.

Di tengah kekacauan penafsiran dan kehancuran ayat-ayat tentang ketuhanan itulah seorang tokoh revolusioner bernama ‘Uncle Samiri’ menyebarkan dan membumikan sebuah kitab yang disebut sebagai Kitab manusia atau Kitab Betavia. Betavia memiliki makna Melampaui Diri Sendiri, karena berdasar pada akar kata, Beta-via. Beta dalam bahasa milenia berarti ‘aku atau diri sendiri’ dan via berarti melewati atau melampaui. 

Kemudian lahirlah kata Betavia,  hal ini tercermin dari kitab manusia atau kitab Betavia yang bertujuan untuk mengagungkan sosok persona manusia yang secara bertahap akan terus bebas berpikir, bertindak dan berkreasi dari zaman ke zaman, hingga akhir zaman. Akhir dari kehidupan manusia yang bersejarah. Dalam kitab betavia ini, manusia yang tidak menerima dan tidak meyakini perihal kebenaran dari kitab betavia atau mengingkari ‘Uncle Samiri yang cemerlang’, maka dia disebut individu yang memiliki karakter divergent. Sedangkan manusia yang kooperatif dan taat pada ajaran kitab manusia disebut persona convergent dan invergent.

Hingga pada perkembangan ter-update, Uncle Samiri harus berhadapan dengan rivalitas yang tidak kasat mata. Dengan kekuasaan dan kesuksesan idealismenya saat ini, hati kecilnya terus berbisik bahwa ‘Menguasai Dunia akan berhadapan dengan Kuasa Sang pencipta, bukan dengan individu yang divergent. Itu hanya gejala kuasa khalika. 

Pengetahuan dan pemahaman tentang ‘menguasai manusia yang diajarkan sang guru besar, Tuan Dazale di kawasan rahasia Segitiga Bermuda, telah membawa naluri dan kepekaan terhadap bahaya ‘kegagalan’. 

Dia pun mulai menggerakan jaringan persona di Betavia khususnya dan kawasan Asia Raya untuk mengungkap bahaya tersebut. Hingga dia mencium aroma benih-benih kitab langit yang suci, dan terus dijaga oleh manusia-manusia yang berserah diri pada Sang Pencipta. Uncle Samiri jelas mengetahui keagungan kitab-kitab langit, namun dia tak rela untuk mengakui, karena dia ingin berkuasa atas manusia. Terdeteksilah pergerakan komunitas Asalist di Betavia dan sekitarnya. Bagi para persona, data dan fakta tentang Asalist hingga saat ini belum begitu terang, persona Betavia harus terus berjuang.

Begitu pun para individu Asalist, mereka terus memilih ‘medan perjuangan’. Menjaga ‘iman’ dan kitab-kitab langit, menghidupkan Kitab El Karem, kitab kemuliaan manusia, kitab langit terakhir yang diturunkan sang Pencipta. Bilamana pun  saatnya tiba mereka dihadapkan dengan persona Betavia, tiada pilihan lain selain ‘pembelaan diri’ dengan penuh keyakinan. “Isy kariman au muttu syahidan!” Demikian para individu Asalist menggelorakan. 

Salam saya, Pak Baqir!” Suara Nikita melalui ponselnya. “Salam juga untukmu, Nikita!” Sayup-sayup terdengar jawab Pak Baqir. “Langsung saja, pak. Saya sudah maping nih. Dilihat dari signal GPS ikhwan di lapangan, saat ini posisi ‘ababil’ dari arah Betavia barat menuju Selat Sundance, Pak!” jelas Nikita dengan menyebut kotak suci dengan kode ababil.

“Baik, sampaikan saja salam saya untuk para asalist dan tunggu di sekitar Pelabuhan Merah, nanti saya kirimkan ikhwan dari El Bantani untuk membantu di sana.” jawab Pak Baqir menambahkan. “Siap, Pak. saya langsung share!” lanjut Nikita.

------- 454List -------

Minggu pagi, Kabile sudah berada di rumah Iqlima. Semalam ia baca ‘chat’ Iqlima bahwa hari minggu ditunggu di rumah untuk ‘share info tentang Habill, kesukaan Iqlima.

“Apa kabar, Iqlima?” tanya Kabile setibanya di hadapan Iqlima. “So far so good, Bile! Aku hanya agak lelah memikirkan Habill sepanjang malam.” jawab Iqlima dengan malas sambil kembali menutup pintu depan. “Sudahlah, jangan terlalu kau pikirkan tentang Habill-mu itu, kalau memang dia ada waktu pasti menghubungimu?” kembali Kabile menegaskan sambil duduk mendekat.

“Bagaimana aku tidak memikirkannya, sejak kamis malam ketika hujan lebat di Betavia hingga hari ini aku belum dapat khabarnya. Semua akun di jejaring sosial yang ia miliki sudah aku periksa statusnya, terakhir dia kirim photo via ‘sosial media’ tentang kotak suci kuno yang ia temukan bersama temannya. Katanya itu tentang manuskrip kitab langit yang akan membuka status penguasa sepanjang masa’ yang selama ini masih misterius di mata publik. Dia bilang ini rahasia dan ia tak mau memegang kotak suci kuno itu hingga ia serahkan pada temannya yang ia tak bisa menyebutkan namanya karena terlalu berisiko terhadap Uncle Samiri.” ungkap Iqlima penuh kekhawatiran.

“Itulah Iqlima, aku sudah peringatkan pada Habill-mu , jangan mencari resiko dengan Uncle Samiri karena nyawa taruhannya. Dia malah tetap penasaran tetap mencari tahu ‘virus human source’ yang katanya mulai popular saat ini. Padahal, itu berarti menentang Uncle Samiri di mana aku sudah menjadi persona Betavia sejak dua tahun ini. Aku sudah ingatkan dia berkali-kali, tapi informasi dari persona yang lain menyebutkan bahwa Habill sudah ikut dalam kelompok yang mengembangkan virus human source ini. Aku turut prihatin dengan hal ini Iqlima.” Kabile dengan sedikit emosional menjelaskan kenyataan Habill pada Iqlima. Dia sebenarnya mengetahui banyak tentang Habill, tapi ia tidak ingin bersikap ekstrim pada Iqlima. Bagaimana pun, ia mengharapkan Iqlima bersedia jadi pasangannya.

“Jadi, kau tahu di mana Habill sekarang?...atau?” Iqlima memandang tajam dan penasaran pada Kabile.“Atau apa, Iqlima?” Kabile balik bertanya. “Mungkin ia sudah menjadi ancaman bagi Uncle Samiri, lalu kau memburunya ke sini karena baca ‘netline’ yang aku kirim?” masih dengan sorot mata tajam Iqlima menyelidik Kabile. 

“Tidak Iqlima, aku tak tahu pasti tentang Habill. Aku ke sini tetap dengan keterbukaanku dan kepentingan pribadiku. Aku tetap akan memperjuangkan hak individuku sebagai persona Betavia untuk menjadi pasanganmu, that’s all!” Kabile menimpali dengan sesekali memperhatikan wajah Iqlima yang begitu merona, teramat memesona baginya.

“Yang aku tahu, Habill memang banyak teman. Dia pernah cerita juga tentang kelompok foundamental asalist. Sebuah organisasi underground di Betavia yang sebenarnya tidaklah kontradiktif dengan Uncle Samiri. Habill pernah tegaskan padaku bahwa human source bukanlah virus, asalist juga bukanlah sebuah sekte, mitos atau paradigma baru di Betavia. Human source dalam asalist  justru merupakan bagian dari ‘kebebasan’ yang menjadi slogan Uncle Samiri, manusia bebas berpikir dan melakukan hal apapun yang diyakininya. Tapi yang aku heran, kenapa para persona Betavia malah sibuk mencari individu asalist, seakan Asalist merupakan oposisi bagi Betavia?” Iqlima balik bertanya ke Kabile, ia tetap memikirkan Habill yang kini tengah menjadi pasangannya di Betavia.

“Justru itulah kenyataannya, Iqlima! Menurut intelejen Uncle Samiri, Asalist memiliki jaringan oposisi” tandas Kabile. “Kalau bukan oposisi, kenapa harus ada gerakan bawah tanah? Lalu menyebarkan virus human source pada masyarakat Betavia dan mengajak masuk kelompok foundamental asalist dengan dalih kebebasan pemahaman? Apalagi ada status ter-update bahwa asalist ini menyimpan kitab-kitab langit kuno dari awal penciptaan manusia.

 Sedangkan Uncle Samiri sudah membuktikan bahwa dengan ‘kitab Betavia’ yang menjadi kekuatan Betavia, dia mampu membawa kemajuan dan kesejahteraan warga Betavia hingga dunia pun membuka mata. Tidakkah kau lihat bahwa hampir separuh dunia ingin berada dalam pelukan Betavia, di bawah naungan Uncle Samiri. Dialah penguasa di Asia Raya yang agung, Cemerlang tak tertandingi, Cermati hal ini, Iqlima!” emosi Kabile mulai terpancing dengan sikap Iqlima yang dianggap memihak Habill dan kelompok foundamental asalist.

“Aku lelah dan suntuk, Kabile. Jangan kau paksa aku untuk memahamimu. Kita tidak bisa membuat membuat kesimpulan bersama. Silakan kau tetap sebagai persona Betavia bagi Uncle Samiri, dan aku lebih suka menjadi individu bagi Betavia, that’s enough!” Iqlima menegaskan.

“Aku mau melepas penat ini dan minum gahwa dulu, Kau mau?” sambil berjalan ke arah tempat sajian minuman, ia menawari Kabile. 

“Boleh, kebetulan aku bawa paket hasisnya!. Kau ada simpan tabia, Iqlima?” Kabile menjawab sambil melepaskan nafasnya yang agak memburu.

“Sudah lama Aku dan Habill berjuang agar tidak lagi mengkonsumsi tabia, Bile” jawab Iqlima sambil menyodorkan segelas gahwa, sejenis black coffee yang pekat dan memiliki aroma menyengat serta taste yang khas dan terkenal sebagai the first class of coffee di Betavia. Sedangkan hasis adalah sejenis cigarret dengan campuran marijuana yang biasa dinikmati dengan sweet tea kental atau dengan pilihan lain, yaitu gahwa.

“Terima kasih, Iqlima!” ucap Kabile masih dengan mata menatap Iqlima penuh penasaran. Hatinya masih tetap menjerit bahwasanya ia tetap ingin menjadi pasangan Iqlima, tapi apalah kenyataannya, Iqlima masih tetap suka-cita dan berharap pasangannya Habill dapatlah kembali bersama. 

Sementara ia sendiri mengetahui tentang apa yang terjadi dengan Habill, karena telah dia muntahkan peluru-peluru itu ke jantung dan kepala Habill berkali-kali. Hanya untuk perjuangan atas nama persona Betavia, dan demi sebuah nama, Uncle Samiri! Paman Sam, yang menjadi utusan dari zona segitiga bermuda.


------- 454List -------

Amal Ilmiyah dengan Ilmu Amaliyah di Al Hikmah #UNIDA

BERKIBAR di Langit Belajar

ASALIST POST Bagi yang ingin pemaparan tentang Psikologi Pembelajaran, silakan down load di sini : https://www.dropbox.com/home?preview=EK...

Ada Apa di Balai Sakola Desa 5.0