In
The Garden of Student
(Create
by : SYD Asalist)
“Aku lelah
menjadi badut.” Ujar Tristan sambil berkelakar dengan temannya sepulang belajar
banyak hal dari BTS, (masih dengan latar Boarding Transformation School) yang
selama ini mereka andalkan untuk pengembangan diri mereka menuju masa depan. “Jadikan
sabar dan sholat sebagai penolongmu, Tristan!” Timpal Rifqi dengan senyum penuh
rasa lebih tahu. “Untuk mengatasi kelelahan tidak perlu kesabaran, kita butuh
istirahat! Paham?” Tegas Tristan menanggapi statement relijius temannya. “Al
Qur’an adalah petunjuk bagi manusia, selama kita masih menjadi manusia tentu
kita masih dapat menggunakan petunjuk itu. Pilihannya ada pada kita
masing-masing, mau terus menjadi badut, atau kembali menjadi manusia yang
sesungguhnya.
Rifqi, adalah seorang ketua Bank Sampah Donasi di BTS, sedangkan Tristan adalah bagian Public Relation yang harus mensosalisasikan pentingnya memilah sampah dalam konsep sampah lima warna. Hingga pada puncaknya, Tristan diminta untuk menjadi Badut yang berdiri di depan gerbang sekolah untuk menyebarkan brosur dan poster berisi slogan-slogan informative, persuasive bahkan imperative. Semua santria dan santriani (baca : Ken Barshiso) diharuskan memulai peradaban digital tanpa sampah virtual, bahkan dalam kehidupan nyata pun harus hidup ramah sampah sebagai cermin keberhasilan pendidikan.
Mereka berdua
memiliki tugas utama dari gurunya untuk menciptakan “student wellbeing”, yaitu
kesejahteraan dan kebahagiaan santriana secara massif. Sudah tiga bulan
berjalan mereka bersama dalam kegiatan “Jurnalistic Funtastic 5.0” sebagai
media sosial informasi pengembangan Taman BERIMAN, Bersih, Indah dan Nyaman.
Sebuah komunitas gardener (florist dan Pencinta Lingkungan) menjadi basis
penggerak Jurnalistic Funtastic 5.0 tersebut. Rayyan yang kritis, Kirei yang
cerpenis dan puitis, Abid sang pemberi makan ikan, dan teman-teman lainnya
belum bisa dikisahkan saat ini. Mereka sedang sibuk dengan kegiatan Intra BTS
dan Ekskulnya. Mungkin nanti ada Kirei yang berkisah dalam Cerpennya tentang
mereka semua, atau tentang Sofyan Karim yang menjadi Redaktur Mading pada
Divisi Kreasi Santriana.
Kisah mereka
harus terus bersambung, karena kegiatan tiap detiknya terus berlangsung. Ada teman
dan sahabat Tristan rajin menabung hingga seseorang dari teman Rifqi yang
sekalinya bicara ternyata tidak nyambung. Banyak pula sisi para fasilitator (bahasa
lugas : guru) yang akan sangat menarik apabila dikisahkan dengan Poin Of
View-nya Rayyan atau Kirei.
Kebahagiaan
pertama bagi circle gardener adalah ketika mampu menghasilkan “cuan” dari hasil
penjualan pupuk Tristan dan Polybag Gardener. Namun mereka juga pernah kecewa
kita visi observatorium tanaman rimpang belum terwujud. Hal ini disebabkan
sekelompok mini-monster menghancurkan papan-papan yang terpasang pada rancangan
vertical garden. Kekecewaan mereka akhirnya terobati saat momen demokrasi skala
BTS, 30 Oktober 2024 tepatnya. Mereka sukses mengkoordinir donasi sampah untuk
keberlangsungan kegiatan komuntas gardener dan media jurnalistik 5.0. Tanggal
tersebut dijadikan hari jadi Bank Sampah Donasi 5.0 dalam menyongsong peradaban
baru, hidup ramah sampah serta hidup
penuh hikmah dan berkah. Semoga!
“Pak, kisah
Ken Barshiso untuk selanjutnya mau kemana?” Tanya Kirei sambil membuka-buka
buku fiksi di Net Library. “Nanti Bapak re-publish di Blog Asalist, Rei!” Jawab
Pak Baqir yang menjadi Fasilitator P5 di Grade Eight-Three. “Ohiya, Rei. Coba
berikan tanggapan di kolom komentarnya. Kira-kira sisi kurang menariknya dari
cara berkisah bapak dalam setiap chapter!”. Tambahnya. “Baik, Pak! Nanti Kirei
berikan sedikit ulasan. Tapi lanjutkan kisah Ken Barshisonya ya, Pak!”. Pinta
Kirei antusias. “Insha Alloh, Rei. Mudah-mudahan segera teralokasikan waktunya.”
Jawab Pak Baqir kembali.
To be
continued :
cerita nya bagus dan menarik 💯
BalasHapusOk, kita tunggu komentar yang lain. Penciri aktif dan berkompetensi Afektif..
Hapus